Kabar baik datang dari dunia desain! Sebuah gebrakan inovatif lahir dari kolaborasi apik antara para desainer dari Eropa dan Indonesia. Mereka bersatu padu menciptakan produk-produk keren yang nggak cuma fungsional, tapi juga ramah lingkungan. Keren banget, kan?
British Council Indonesia punya andil besar dalam mewujudkan kolaborasi ini lewat program Design Matters Lab. Program ini jadi wadah bagi para desainer dari berbagai negara untuk bertukar ide dan menciptakan solusi kreatif untuk masalah lingkungan. Bayangin aja, limbah yang biasanya kita buang, di tangan mereka bisa jadi barang yang bernilai tinggi!
Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara Chloe Xingyu Tao (Inggris), Fariz Fadhlillah (Indonesia), dan Conture Concrete Lab (Indonesia). Mereka berhasil menciptakan alat navigasi yang intuitif dengan menggabungkan beton dan bahan daur ulang. Alat ini dirancang khusus untuk membantu teman-teman kita yang memiliki disabilitas netra. Keren ya, desainnya inklusif banget!
Nggak cuma itu, ada juga kolaborasi antara Ratna Djuwita (Indonesia), Pim van Baarsen (Belanda), dan Adhi Nugraha Studio (Indonesia). Mereka memanfaatkan limbah cair dari kedelai dan kotoran sapi untuk menciptakan solusi pencahayaan yang ramah lingkungan. Siapa sangka, limbah bisa jadi sumber energi yang bermanfaat?
Ada lagi Leïla Bouyssou (Prancis), Bani Muhammad (Indonesia), dan MYCL (Indonesia) yang menciptakan insulasi dinding untuk produk akustik berbahan mycelium. Mycelium itu jaringan jamur yang ramah lingkungan. Jadi, selain bisa meredam suara, insulasi ini juga ramah lingkungan. Mantap!
Kenapa Kolaborasi Desainer Eropa dan Indonesia Penting Banget?
Kolaborasi ini penting banget karena membuka peluang baru untuk menciptakan solusi inovatif dalam mengatasi masalah lingkungan. Dengan menggabungkan keahlian dari berbagai negara, kita bisa menghasilkan produk-produk yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi ini juga mempererat hubungan budaya antara Eropa dan Indonesia.
Summer Xia, Co-President EUNIC Indonesia Cluster, juga menekankan bahwa pameran ini bertujuan membawa keahlian Eropa ke Indonesia, sekaligus mendorong terciptanya solusi inovatif melalui desain. Jadi, nggak cuma sekadar pameran, tapi juga ajang untuk saling belajar dan bertukar pengalaman.
Adil Alba, Chief Director Playo, juga mengapresiasi keunikan pameran ini. Menurutnya, pameran ini menunjukkan bagaimana limbah yang dianggap tidak berharga bisa diubah menjadi produk berguna melalui teknologi dan kerja ilmiah. Ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, kita bisa mengubah sampah menjadi berkah.
Selain tiga kolaborasi di atas, ada juga proyek-proyek menarik lainnya. Rininta Isdyani (Indonesia), Alve Lagercrantz (Jerman), dan Hirka (Indonesia) mengubah kaki ayam, yang biasanya dianggap limbah makanan, menjadi bahan bernilai tinggi untuk industri kulit. Bayangin aja, kaki ayam yang biasanya dibuang, bisa jadi bahan baku untuk membuat tas atau sepatu yang keren!
Ada juga Cokorda Gde Bagus (Indonesia), Ciana Martin (Irlandia), dan Bell Living Lab (Indonesia) yang mengonversi limbah kopi menjadi furnitur serbaguna untuk kedai kopi dan ruang publik. Inspirasi dari proses tamping dalam pembuatan espresso menghasilkan furnitur yang kokoh dan fungsional. Jadi, sambil ngopi, kita juga bisa menikmati furnitur yang ramah lingkungan.
Limbah Apa Lagi yang Bisa Diubah Jadi Barang Bermanfaat?
Sebenarnya, ada banyak banget limbah yang bisa diubah jadi barang bermanfaat. Mulai dari sampah plastik, kertas, kain, hingga limbah pertanian dan peternakan. Kuncinya adalah kreativitas dan inovasi. Dengan teknologi dan kerja ilmiah, kita bisa mengubah limbah menjadi sumber daya yang berharga.
Contohnya, sampah plastik bisa diolah menjadi bahan bakar, paving block, atau bahkan pakaian. Kertas bekas bisa didaur ulang menjadi kertas baru atau kerajinan tangan. Kain perca bisa dijahit menjadi tas, dompet, atau selimut yang unik. Limbah pertanian dan peternakan bisa diolah menjadi pupuk organik atau biogas.
Jadi, jangan anggap remeh sampah. Siapa tahu, di tangan yang tepat, sampah bisa jadi sumber kekayaan yang tak terduga.
Gimana Caranya Ikut Berkontribusi dalam Gerakan Desain Berkelanjutan?
Ada banyak cara untuk ikut berkontribusi dalam gerakan desain berkelanjutan. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan sehari-hari, hingga terlibat dalam proyek-proyek yang lebih besar.
Misalnya, kita bisa mulai dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang sampah, dan membeli produk-produk yang ramah lingkungan. Kita juga bisa mendukung para desainer dan pengusaha lokal yang menciptakan produk-produk berkelanjutan. Selain itu, kita juga bisa ikut serta dalam kegiatan-kegiatan edukasi dan kampanye tentang pentingnya desain berkelanjutan.
Kalau kita punya keahlian di bidang desain, kita bisa ikut terlibat dalam proyek-proyek kolaborasi seperti Design Matters Lab. Kita bisa berbagi ide dan pengalaman dengan para desainer dari berbagai negara, dan menciptakan solusi inovatif untuk masalah lingkungan.
Yang terpenting adalah kesadaran dan kemauan untuk berubah. Dengan mengubah gaya hidup kita menjadi lebih ramah lingkungan, kita bisa ikut berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Semoga artikel ini bisa menginspirasi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mendukung gerakan desain berkelanjutan. Mari kita jadikan Indonesia sebagai negara yang inovatif dan ramah lingkungan!