Eredivisie, liga sepak bola Belanda, selalu menarik perhatian penggemar sepak bola di seluruh dunia. Selain dikenal dengan gaya permainan menyerang dan pemain-pemain muda berbakat, Eredivisie juga menjadi rumah bagi sejumlah pemain Asia yang bersinar dan meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Siapa saja mereka? Mari kita ulas tiga nama yang paling menonjol.
Park Ji-sung, nama yang tak asing lagi bagi penggemar Manchester United, ternyata punya sejarah panjang di Eredivisie. Sebelum merumput di Old Trafford, Park adalah bintang PSV Eindhoven. Ia bergabung dengan PSV pada tahun 2003 dan langsung menjadi bagian penting tim. Kecepatan, stamina, dan kemampuan membaca permainan Park membuatnya menjadi gelandang yang sangat diandalkan.
Selama membela PSV, Park merasakan manisnya gelar juara Eredivisie pada musim 2002/2003 dan 2004/2005. Kontribusinya tak hanya sebatas gol dan assist, tetapi juga semangat juang yang selalu ia tunjukkan di lapangan. Penampilan apiknya di PSV juga membawanya masuk nominasi Ballon d’Or 2005, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi pemain Asia.
Mengapa Park Ji-sung Begitu Dicintai di PSV?
Park bukan hanya pemain bagus, tapi juga sosok yang karismatik. Ia selalu memberikan yang terbaik untuk tim dan menunjukkan dedikasi yang tinggi. Selain itu, Park juga dikenal sebagai pemain yang rendah hati dan mudah bergaul, sehingga disukai oleh rekan-rekan setim dan para penggemar. Kombinasi antara talenta, kerja keras, dan kepribadian yang positif inilah yang membuat Park menjadi legenda di PSV.
Selain Park, ada juga Lee Young-pyo, bek kiri asal Korea Selatan yang juga pernah membela PSV Eindhoven. Lee datang ke PSV pada pertengahan musim 2002/2003 dan langsung menjadi pilihan utama di lini belakang. Ia dikenal sebagai bek yang disiplin, tangguh dalam bertahan, dan memiliki umpan-umpan akurat.
Lee tak hanya sukses di level domestik, tetapi juga berperan penting dalam membawa PSV melaju hingga semifinal Liga Champions. Pengalamannya dan kemampuannya membaca permainan membuat lini belakang PSV semakin solid. Setelah meninggalkan PSV, Lee melanjutkan kariernya di Eropa dan Amerika Utara, membuktikan bahwa ia adalah salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki Asia.
Apa yang Membuat Lee Young-pyo Menjadi Bek yang Solid?
Lee memiliki kombinasi antara fisik yang kuat, teknik yang mumpuni, dan mentalitas yang pantang menyerah. Ia selalu fokus dalam setiap pertandingan dan tak pernah ragu untuk melakukan tekel-tekel keras demi mengamankan gawang timnya. Selain itu, Lee juga memiliki kemampuan membaca permainan yang sangat baik, sehingga ia selalu berada di posisi yang tepat untuk memotong serangan lawan.
Nama terakhir dalam daftar ini adalah Alireza Jahanbakhsh, pemain asal Iran yang pernah bersinar di Eredivisie bersama NEC Nijmegen dan AZ Alkmaar. Jahanbakhsh adalah pemain sayap yang lincah, kreatif, dan memiliki kemampuan mencetak gol yang baik. Ia menjadi top skor Eredivisie pada musim 2017/2018 dengan torehan 21 gol, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi pemain Asia.
Penampilan apiknya di Eredivisie membawanya ke Liga Premier Inggris bersama Brighton & Hove Albion. Meskipun tak terlalu bersinar di Inggris, Jahanbakhsh kembali ke Eredivisie bersama Feyenoord dan terus menunjukkan kualitasnya sebagai pemain sayap yang berbahaya.
Bagaimana Alireza Jahanbakhsh Bisa Menjadi Top Skor Eredivisie?
Jahanbakhsh memiliki kombinasi antara kecepatan, teknik dribbling yang baik, dan kemampuan penyelesaian akhir yang mematikan. Ia juga memiliki visi bermain yang bagus dan sering memberikan umpan-umpan terukur kepada rekan-rekannya. Selain itu, Jahanbakhsh juga memiliki mentalitas yang kuat dan tak pernah menyerah untuk terus berusaha mencetak gol.
Ketiga pemain ini, Park Ji-sung, Lee Young-pyo, dan Alireza Jahanbakhsh, adalah bukti bahwa pemain Asia mampu bersaing di level tertinggi di Eropa. Mereka telah memberikan kontribusi yang besar bagi klub-klub yang mereka bela dan menginspirasi banyak pemain muda Asia untuk mengejar mimpi mereka di dunia sepak bola.