Mioma uteri, atau yang sering disebut juga fibroid rahim, adalah benjolan padat yang tumbuh di otot rahim. Banyak wanita mungkin tidak menyadari keberadaan mioma ini karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun, pada sebagian kasus, mioma bisa menyebabkan masalah yang cukup mengganggu dan menurunkan kualitas hidup.
Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangannya. Dua hormon utama yang terkait adalah estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini memicu pertumbuhan lapisan rahim setiap bulan sebagai persiapan untuk kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa mioma cenderung tumbuh saat kadar hormon ini tinggi, misalnya selama kehamilan, dan menyusut saat kadar hormon rendah, seperti saat menopause.
Selain hormon, faktor genetik juga berperan. Jika ibu, saudara perempuan, atau nenek memiliki riwayat mioma, kemungkinan Anda juga akan mengalaminya. Faktor lain yang juga dikaitkan dengan mioma adalah obesitas, kesulitan memiliki anak, menstruasi pertama di usia muda, dan usia di atas 30 tahun. Orang dengan ras Afrika-Amerika juga memiliki risiko lebih tinggi terkena mioma.
Apa Saja Gejala Mioma yang Perlu Diwaspadai?
Gejala mioma bisa bervariasi tergantung pada jumlah, ukuran, dan lokasi tumor. Jika mioma berukuran kecil atau wanita tersebut sedang menopause, mungkin tidak ada gejala sama sekali. Namun, beberapa gejala umum yang mungkin timbul antara lain:
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini bisa disebabkan oleh kondisi lain juga, jadi konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Bagaimana Cara Mendeteksi Mioma Uteri?
Seringkali, dokter dapat menemukan mioma saat pemeriksaan panggul rutin. Namun, untuk memastikan diagnosis dan menentukan ukuran serta lokasi mioma, ada beberapa tes yang bisa dilakukan:
- USG (Ultrasonografi): Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar organ dalam, termasuk rahim. USG transvaginal bisa memberikan gambaran yang lebih jelas.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): Menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan gambar detail organ internal, termasuk rahim.
- CT Scan: Menggunakan sinar-X untuk membuat gambar rinci bagian dalam tubuh.
- Histeroskopi: Dokter menggunakan alat bernama scope (tabung tipis dengan kamera) untuk melihat langsung ke dalam rahim.
- Histerosalpingografi (HSG): Prosedur sinar-X untuk melihat bagian dalam rahim dan tuba falopi.
Apakah Mioma Uteri Mempengaruhi Kehamilan?
Seringkali, mioma tidak mengganggu kehamilan. Namun, beberapa jenis mioma, terutama yang terletak di bawah lapisan rahim (submukosa), dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran. Mioma juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti solusio plasenta, bayi sungsang, pembatasan pertumbuhan janin, dan persalinan prematur. Meskipun demikian, risiko ini relatif rendah, terutama jika mioma berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
Ibu hamil dengan mioma biasanya akan dipantau secara khusus oleh dokter. Banyak wanita dengan mioma dapat melahirkan normal, terutama jika ukuran mioma kecil dan tidak menghalangi jalan lahir. Namun, pada kasus mioma besar atau yang menghalangi jalan lahir, operasi caesar mungkin diperlukan.
Pengobatan mioma uteri bervariasi tergantung pada ukuran, jumlah, lokasi, dan gejala yang ditimbulkan. Jika tidak ada gejala, mungkin tidak diperlukan pengobatan. Namun, jika ada gejala seperti pendarahan berlebih, nyeri, atau masalah saluran kemih dan usus, penanganan medis diperlukan. Pilihan pengobatan terbaik akan bergantung pada rencana kehamilan di masa depan. Konsultasikan dengan dokter jika Anda berencana untuk hamil.
Pengobatan bisa berupa obat-obatan seperti asetaminofen dan ibuprofen, pil KB, suplemen zat besi, agonis GnRH, atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pil KB dapat menurunkan risiko mioma, tetapi penggunaan pil KB sebelum usia 16 tahun mungkin meningkatkan risiko.
Penting untuk diingat bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.