
Dalam bidang mikrobiologi , pewarnaan Giemsa adalah sebuah teknik pewarnaan mikroskopi yang pertama kali dikembangkan oleh . [ 1 ]
Aplikasi utama pewarnaan Giemsa adalah sebagai teknik standar untuk mewarnai parasit plasmodium penyebab malaria, selain itu teknik ini juga digunakan dalam histologi karena mampu mewarnai kromatin , , , dan komponel sel lainnya dengan kualitas yang dinilai memuaskan. [ 1 ] Selain itu, teknik pewarnaan Giemsa juga merupakan teknik dasar untuk mengklasifikasikan dalam . [ 1 ] Lebih jauh lagi, teknik pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan untuk membedakan bakteri dengan fungi . [ 2 ] Dalam tampilam mikroskop, hifa milik kapang akan menunjukkan warna ungu atau biru, setelah dilakukan pewarnaan. [ 2 ]
Teknik pewarnaan Giemsa juga umum digunakan untuk mendeteksi nematoda penyebab filariasis (kaki gajah). [ 3 ]
Tinta Giemsa tersusun atas campuran pewarna eosin , , dan . [ 1 ] Campuran methylene azure dan methylene blue akan membentuk yang membuat hasil pewarnaan menjadi lebih stabil. [ 1 ]
Referensi
- ^ a b c d e (Inggris) Barcia JJ. 2007. The Giemsa stain: its history and applications. Int J Surg Pathol. 2007 Jul;15(3):292-6.
- ^ a b (Inggris) Foster CS. Azar DT. Dohlman CH. 2005.Smolin and Thoft's The Cornea: Scientific Foundations and Clinical Practice. Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 9780781742061 .
- ^ (Indonesia) Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve