Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah (meninggal tahun 1641 ) merupakan Sultan Aceh ketiga belas, menggantikan Sultan Iskandar Muda . Iskandar Tsani adalah putera dari Sultan Pahang , , yang dibawa ke Aceh ketika Aceh menguasai Pahang pada tahun 1617 oleh Sultan Iskandar Muda . Ia menikah dengan puteri Sultan, yang kemudian bernama Ratu Safiatuddin , dan menggantikan Iskandar Muda sebagai Sultan Aceh ketika ia wafat pada tahun 1636 . "Tsani" dalam bahasa Arab berarti "dua".
Memerintah sejak kemunduran dari Armada Aceh pada 1629 , Iskandar Tsani tidak dapat melanjutkan kesuksesan pemerintah sebelumnya. Ia merupakan penguasa yang kuat, sanggup menekan orang kaya (bangsawan Aceh) dan berusaha untuk mensentralisasikan kekuasaan seperti yang dilakukan oleh Iskandar Muda. [ 1 ] Masa pemerintahannya terlalu pendek untuk membuat perubahan besar, bagaimanapun, setelah kematiannya kalangan elit memaksa pengaruh mereka, dan menempatkan jandanya, Ratu Safiatuddin , di kekuasaaan, sebagai yang pertama dari beberapa sultan yang lemah. [ 2 ]
Seperti Iskandar Muda, Istana Iskandar Tsani dikenal sebagai pusat dari pendidikan Islam. Ia merupakan pelindung dari Nuruddin ar-Raniri , seorang cendekiawan Islam dari Gujarat yang datang ke Aceh pada tahun 1637 .
Referensi
Sumber
Bacaan lanjutan
- J.M. Barwise and N.J. White. A Traveller’s History of Southeast Asia . New York: Interlink Books, 2002.
- M.C. Ricklefs. A History of Modern Indonesia Since c. 1300 , 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1994.
Didahului oleh:
Sultan Iskandar Muda |
Sultan
Aceh
1636 — 1641 |
Diteruskan oleh:
Ratu Safiatuddin |