Jangka sorong, alat ukur yang satu ini, emang sering bikin pusing kepala ya? Apalagi buat yang baru pertama kali pegang. Bentuknya sih sederhana, tapi kalau salah baca, bisa berabe urusannya. Salah ukur dikit, bisa beda hasil akhirnya. Nah, biar gak kejadian kayak gitu, yuk kita bahas tuntas cara menghitung jangka sorong yang bener, biar gak salah ukur lagi!
Jangka sorong itu kayak penggaris yang lebih canggih. Dia bisa ngukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman, bahkan ketebalan suatu benda dengan presisi tinggi. Biasanya, jangka sorong punya dua skala utama: skala utama (yang gede, kayak penggaris biasa) dan skala nonius (yang kecil, bisa geser-geser). Nah, kunci dari pengukuran yang akurat ada di cara kita baca kedua skala ini.
Pertama, kita jepit dulu benda yang mau diukur pakai rahang jangka sorong. Pastikan bendanya nempel rapat ya, biar gak ada celah yang bikin hasil ukurnya jadi gak akurat. Setelah itu, kunci jangka sorongnya biar rahangnya gak geser-geser lagi. Sekarang, saatnya kita baca skalanya.
Lihat angka nol di skala nonius. Angka nol ini nunjukkin angka berapa di skala utama? Nah, angka itulah yang jadi ukuran awal kita. Misalnya, angka nol di skala nonius nunjukkin angka 2,5 cm di skala utama. Berarti, ukuran benda kita minimal 2,5 cm.
Tapi, tunggu dulu! Ukuran benda kita belum tentu pas 2,5 cm. Kita perlu lihat skala noniusnya lagi. Cari garis di skala nonius yang paling lurus atau sejajar dengan garis di skala utama. Garis yang sejajar ini nunjukkin angka desimal tambahan buat ukuran kita.
Misalnya, garis angka 5 di skala nonius sejajar dengan garis di skala utama. Berarti, kita tambahin 0,05 cm ke ukuran awal kita. Jadi, ukuran total benda kita adalah 2,5 cm + 0,05 cm = 2,55 cm.
Kenapa Hasil Ukur Jangka Sorong Bisa Beda-beda?
Pernah gak sih, ngukur benda yang sama pakai jangka sorong, tapi hasilnya beda-beda? Nah, ini bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah posisi mata kita saat baca skala. Usahakan posisi mata kita tegak lurus dengan skala, biar gak ada kesalahan paralaks (kesalahan baca karena sudut pandang yang salah).
Selain itu, kondisi jangka sorong juga bisa mempengaruhi hasil ukur. Jangka sorong yang kotor atau rusak bisa bikin rahangnya gak rapat, atau skalanya jadi gak akurat. Jadi, pastikan jangka sorong kita bersih dan terawat dengan baik ya.
Faktor lain yang seringkali diabaikan adalah tekanan saat menjepit benda. Kalau kita menjepit benda terlalu kuat, benda itu bisa jadi tertekan atau berubah bentuk, sehingga hasil ukurnya jadi gak akurat. Sebaliknya, kalau kita menjepit benda terlalu lemah, benda itu bisa geser saat diukur. Jadi, jepit benda dengan tekanan yang pas ya.
Berikut adalah contoh tabel kesalahan yang mungkin terjadi saat mengukur dengan jangka sorong:
Jenis Kesalahan | Penyebab | Cara Mengatasi |
---|---|---|
Kesalahan Paralaks | Posisi mata tidak tegak lurus dengan skala | Pastikan posisi mata tegak lurus dengan skala |
Jangka Sorong Kotor | Debu atau kotoran menghalangi rahang | Bersihkan jangka sorong secara berkala |
Tekanan Terlalu Kuat | Benda tertekan atau berubah bentuk | Jepit benda dengan tekanan yang pas |
Skala Nonius Itu Apa Sih Fungsinya?
Skala nonius itu ibaratnya mata elang buat jangka sorong. Dia yang bikin jangka sorong bisa ngukur dengan presisi tinggi. Tanpa skala nonius, kita cuma bisa ngukur sampai satuan milimeter (mm) aja. Tapi, dengan skala nonius, kita bisa ngukur sampai satuan 0,05 mm atau bahkan 0,02 mm, tergantung jenis jangka sorongnya.
Cara kerja skala nonius itu sebenarnya sederhana. Dia membagi satu satuan di skala utama menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Misalnya, kalau skala nonius membagi satu milimeter di skala utama menjadi 20 bagian, berarti setiap garis di skala nonius mewakili 0,05 mm. Jadi, kita bisa ngukur dengan lebih detail dan akurat.
Skala nonius ini juga yang bikin jangka sorong jadi beda sama penggaris biasa. Penggaris biasa cuma bisa ngukur sampai satuan milimeter, sedangkan jangka sorong bisa ngukur sampai pecahan milimeter. Makanya, jangka sorong sering dipake di bidang-bidang yang butuh presisi tinggi, kayak teknik, manufaktur, atau penelitian.
Jangka Sorong Digital Lebih Gampang?
Jangka sorong digital emang keliatan lebih modern dan praktis ya? Tinggal jepit, langsung muncul angka di layar. Gak perlu pusing-pusing baca skala lagi. Tapi, bukan berarti jangka sorong digital itu selalu lebih baik dari jangka sorong manual lho.
Jangka sorong digital punya kelebihan di kemudahan penggunaan dan kecepatan baca. Tapi, dia juga punya kekurangan. Salah satunya adalah ketergantungan sama baterai. Kalau baterainya habis, ya gak bisa dipake. Selain itu, jangka sorong digital juga lebih rentan rusak kalau kena air atau benturan keras.
Jangka sorong manual, di sisi lain, lebih tahan banting dan gak butuh baterai. Tapi, dia butuh ketelitian dan latihan buat bisa baca skalanya dengan akurat. Jadi, pilihan antara jangka sorong digital dan manual tergantung sama kebutuhan dan preferensi masing-masing.
Intinya, mau pake jangka sorong manual atau digital, yang penting adalah kita paham cara kerjanya dan teliti saat ngukur. Dengan begitu, kita bisa dapetin hasil ukur yang akurat dan terhindar dari kesalahan yang merugikan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat ya! Jangan lupa, latihan terus biar makin jago ngukur pake jangka sorong.