GoodTalk Off Air Bahas Tarik-Menarik Viralitas dan Reputasi di Era Digital

Di era digital sekarang ini, kayaknya semua orang pengen viral ya? Pengen video atau postingannya dilihat jutaan orang, pengen terkenal dalam semalam. Tapi, viral itu kayak pedang bermata dua lho. Di satu sisi, bisa bikin kita atau bisnis kita makin dikenal. Di sisi lain, kalau nggak hati-hati, bisa jadi bumerang yang malah merusak reputasi.

Nah, ngomongin soal reputasi, ini nih yang seringkali dilupain. Padahal, reputasi itu ibarat aset berharga yang dibangun bertahun-tahun. Sekali rusak, benerinnya susah banget. Apalagi di era media sosial kayak sekarang, informasi nyebar kayak kilat. Salah ngomong dikit, salah posting dikit, bisa langsung jadi masalah besar.

Makanya, penting banget buat kita, baik sebagai individu maupun sebagai perusahaan atau organisasi, buat pinter-pinter ngelola komunikasi. Gimana caranya biar pesan yang kita sampaikan itu nggak cuma viral, tapi juga positif dan membangun reputasi yang baik?

Kenapa Reputasi Lebih Penting dari Sekadar Viral?

Coba deh bayangin, ada dua perusahaan. Yang satu sering banget viral karena kontennya yang lucu dan menghibur. Tapi, produknya biasa aja, pelayanannya kurang memuaskan, dan sering dapet komplain dari pelanggan. Sementara, perusahaan yang satunya nggak terlalu sering viral, tapi produknya berkualitas, pelayanannya ramah, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik buat pelanggan. Kira-kira, perusahaan mana yang bakal lebih sukses dalam jangka panjang?

Jawabannya pasti perusahaan yang kedua kan? Karena, reputasi yang baik itu akan membangun kepercayaan pelanggan. Pelanggan yang percaya akan loyal, dan pelanggan yang loyal akan merekomendasikan produk atau jasa kita ke orang lain. Ini yang namanya word-of-mouth marketing, dan ini jauh lebih efektif daripada sekadar viral yang cuma sesaat.

Jadi, viral itu boleh-boleh aja, tapi jangan sampai mengorbankan reputasi. Lebih baik fokus membangun reputasi yang baik, daripada mengejar viralitas yang belum tentu membawa dampak positif.

Terus, gimana caranya biar kita bisa ngelola komunikasi dengan baik di era digital ini? Ada beberapa tips yang bisa kita coba:

  • Kenali audiens kita. Siapa mereka? Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka butuhkan? Dengan memahami audiens kita, kita bisa membuat konten yang relevan dan menarik bagi mereka.
  • Buat konten yang berkualitas. Jangan cuma fokus bikin konten yang lucu atau menghibur, tapi juga pastikan konten tersebut informatif, bermanfaat, dan akurat.
  • Jaga etika komunikasi. Hindari menyebarkan berita bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speech), atau konten yang mengandung unsur SARA.
  • Responsif terhadap feedback. Dengarkan apa yang dikatakan orang tentang kita, baik itu pujian maupun kritikan. Gunakan feedback tersebut untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas komunikasi kita.

Gimana Kalau Udah Terlanjur Viral Negatif?

Nggak ada yang sempurna. Kadang, meskipun kita udah hati-hati, tetep aja bisa terjadi kesalahan yang bikin kita viral negatif. Nah, kalau udah kejadian kayak gini, jangan panik. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengatasi krisis komunikasi:

  1. Akui kesalahan. Jangan mencoba menyangkal atau menutupi kesalahan yang telah kita lakukan. Mengakui kesalahan adalah langkah pertama untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik.
  2. Minta maaf. Sampaikan permintaan maaf yang tulus kepada pihak-pihak yang dirugikan.
  3. Ambil tindakan korektif. Tunjukkan bahwa kita berkomitmen untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan dan mencegahnya terjadi lagi di masa depan.
  4. Komunikasikan secara transparan. Berikan informasi yang jelas dan akurat kepada publik mengenai apa yang terjadi, apa yang sedang kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan di masa depan.

Intinya, komunikasi krisis itu butuh kecepatan, ketepatan, dan ketulusan. Semakin cepat kita merespons, semakin tepat informasi yang kita sampaikan, dan semakin tulus permintaan maaf kita, semakin besar peluang kita untuk memulihkan reputasi yang rusak.

Apa Saja Aspek Penting dalam Pesan yang Disampaikan Saat Krisis?

Ketika menghadapi krisis, pesan yang kita sampaikan itu harus bener-bener diperhatiin. Jangan asal ngomong atau nulis, karena setiap kata bisa punya dampak yang besar. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Kejelasan. Pesan harus mudah dipahami oleh semua orang, tanpa menimbulkan ambiguitas atau interpretasi yang berbeda-beda.
  • Keakuratan. Pastikan semua informasi yang kita sampaikan itu benar dan akurat. Jangan sampai ada informasi yang salah atau menyesatkan.
  • Kecepatan. Semakin cepat kita menyampaikan pesan, semakin baik. Jangan menunda-nunda, karena penundaan bisa memperburuk situasi.
  • Konsistensi. Pastikan pesan yang kita sampaikan itu konsisten dari waktu ke waktu. Jangan sampai ada perubahan pesan yang membingungkan publik.
  • Empati. Tunjukkan bahwa kita peduli terhadap pihak-pihak yang dirugikan. Sampaikan pesan dengan nada yang sopan dan menghormati.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, kita bisa memastikan bahwa pesan yang kita sampaikan itu efektif dalam mengatasi krisis dan memulihkan reputasi.

Jadi, inget ya, viral itu boleh, tapi reputasi itu jauh lebih penting. Bangun reputasi yang baik dengan komunikasi yang cerdas, etis, dan transparan. Dan kalaupun terjadi krisis, jangan panik, tapi hadapi dengan tenang dan profesional.

More From Author

Banjir Kali Ciliwung Rendam 62 RT di Jakarta, Warga Diminta Waspada dan Siaga

Aurel Hermansyah Bukber Bareng Krisdayanti dan Ashanty, Kehangatan Ibu-Anak yang Menyentuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *