Bulan puasa udah di depan mata nih, tapi gimana ya kalau tiba-tiba kebanjiran? Pasti banyak yang bertanya-tanya, puasa kita sah gak ya? Atau malah wajib batalin puasa demi keselamatan? Nah, biar gak bingung, yuk kita bahas tuntas hukum puasa saat bencana banjir dari sudut pandang agama dan kemanusiaan.
Secara umum, puasa di bulan Ramadan itu hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh, berakal, dan mampu. Tapi, Islam itu agama yang fleksibel dan penuh kasih sayang. Ada beberapa kondisi yang memperbolehkan kita untuk tidak berpuasa, salah satunya adalah ketika dalam keadaan darurat atau kesulitan yang berat, termasuk saat terjadi bencana alam seperti banjir.
Kapan Sih Boleh Gak Puasa Saat Banjir?
Pertanyaan ini sering banget muncul di benak kita. Jadi gini, para ulama sepakat bahwa ada beberapa kondisi saat banjir yang memperbolehkan kita untuk tidak berpuasa:
- Mengancam Nyawa atau Kesehatan: Kalau banjirnya parah banget sampai mengancam nyawa atau kesehatan kita, misalnya karena terjebak banjir, kekurangan makanan dan minuman, atau berisiko terkena penyakit, maka boleh banget untuk tidak berpuasa. Bahkan, dalam kondisi seperti ini, menyelamatkan diri itu lebih utama daripada berpuasa.
- Kesulitan Ekstrem: Kalau banjirnya bikin kita kesulitan banget untuk menjalankan puasa, misalnya karena harus mengungsi, tidak ada makanan yang layak, atau tidak bisa berwudhu untuk shalat, maka kita juga boleh tidak berpuasa. Kesulitan ini harus benar-benar ekstrem ya, bukan cuma sekadar merasa tidak nyaman.
- Menolong Orang Lain: Kalau kita punya kemampuan untuk menolong orang lain yang terkena banjir, tapi kalau kita berpuasa malah jadi lemas dan tidak bisa maksimal membantu, maka lebih baik kita tidak berpuasa. Menolong sesama itu juga ibadah yang sangat mulia.
Intinya, Islam itu gak mau memberatkan umatnya. Kalau memang ada udzur (alasan yang dibenarkan) yang membuat kita tidak mampu berpuasa, maka kita boleh tidak berpuasa. Tapi ingat, utang puasa ini wajib kita bayar (qadha) di hari lain setelah Ramadan.
Terus, Kalau Masih Kuat Puasa Gimana?
Nah, kalau banjirnya gak terlalu parah dan kita masih merasa kuat untuk berpuasa, ya silakan saja tetap berpuasa. Tapi, tetap perhatikan kondisi diri sendiri ya. Jangan sampai memaksakan diri sampai membahayakan kesehatan. Kalau di tengah puasa tiba-tiba merasa lemas atau pusing, segera batalkan puasa dan minum atau makan sesuatu.
Selain itu, penting juga untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan selama banjir. Cuci tangan sesering mungkin, konsumsi makanan yang bersih dan matang, serta hindari kontak dengan air banjir yang kotor. Jangan lupa juga untuk berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT agar kita semua selalu diberi keselamatan.
Qadha Puasa: Kapan dan Bagaimana Cara Bayarnya?
Bagi yang terpaksa tidak berpuasa karena banjir, wajib hukumnya untuk mengganti (qadha) puasa tersebut di hari lain setelah Ramadan. Waktu untuk qadha puasa ini fleksibel, bisa kapan saja asalkan sebelum masuk Ramadan berikutnya. Tapi, lebih baik segera dibayar agar tidak menumpuk.
Cara qadha puasa sama seperti puasa Ramadan biasa, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Niatnya juga sama, yaitu Nawaitu shauma qadha’i fardha syahri Ramadhana lillahi ta’ala (Saya niat puasa qadha fardhu Ramadan karena Allah Ta’ala).
Jadi, intinya, hukum puasa saat banjir itu fleksibel, tergantung kondisi dan kemampuan masing-masing. Kalau memang darurat dan mengancam keselamatan, boleh tidak berpuasa. Tapi, kalau masih kuat, silakan tetap berpuasa. Yang penting, tetap perhatikan kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Jangan lupa juga untuk selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Semoga penjelasan ini bermanfaat dan membuat kita semua lebih tenang dalam menghadapi bulan Ramadan di tengah situasi yang mungkin tidak ideal. Tetap semangat dan semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.