Kanker ovarium, atau kanker indung telur, adalah kondisi di mana sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali di ovarium atau tuba fallopi. Ovarium sendiri merupakan organ penting dalam sistem reproduksi wanita, tempat sel telur diproduksi. Meskipun kasusnya relatif jarang pada remaja, belakangan ini ada peningkatan kasus yang cukup mengkhawatirkan.
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala yang disebutkan di bawah ini tidak serta merta berarti seorang remaja menderita kanker ovarium. Banyak kondisi lain yang bisa menyebabkan gejala serupa. Namun, jika Anda khawatir, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apa yang Menyebabkan Kanker Ovarium pada Remaja?
Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel di ovarium mengalami perubahan (mutasi) pada DNA-nya, yang memengaruhi cara sel tersebut tumbuh dan membelah. Sayangnya, penyebab pasti perubahan sel ini pada anak-anak seringkali tidak diketahui. Beberapa ahli menduga perubahan ini mungkin terjadi di awal kehidupan, bahkan sebelum kelahiran. Faktor risiko pada remaja biasanya berupa kondisi atau gangguan yang sudah ada sebelumnya, bukan gaya hidup.
Beberapa kelainan genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada remaja antara lain sindrom Peutz-Jeghers, sindrom DICER1, sindrom Klinefelter, sindrom Swyer, dan sindrom Turner. Selain itu, kondisi langka seperti penyakit Ollier atau sindrom Maffucci, yang menyebabkan pertumbuhan tulang rawan yang tidak biasa, juga dapat meningkatkan risiko.
Jenis kanker ovarium yang paling umum pada remaja adalah tumor sel germinal ovarium, yang berasal dari sel telur. Tumor ini bisa bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Tumor ovarium ini adalah tumor ovarium paling umum kedua pada anak-anak tetapi biasanya hanya terlihat setelah menstruasi pertama. Tumor ini berkembang dari jaringan penghasil hormon di ovarium.
Apa Saja Gejala Awal Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai?
Gejala kanker ovarium seringkali tidak jelas dan baru muncul pada stadium lanjut, sehingga seringkali sulit dideteksi dini. Faith Selchick, seorang ahli onkologi, menjelaskan bahwa gejala yang perlu diwaspadai meliputi nyeri perut, kesulitan buang air kecil, atau pendarahan yang tidak biasa.
Gejala lain yang mungkin muncul antara lain:
- Perut kembung atau bengkak
- Cepat merasa kenyang saat makan
- Nyeri panggul
- Sering buang air kecil
- Perubahan siklus menstruasi
Bagaimana Kanker Ovarium Didiagnosis dan Diobati?
Jika dokter mencurigai adanya kanker ovarium, mereka akan menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan panggul untuk memeriksa adanya pertumbuhan abnormal atau pembesaran organ. Tes darah juga akan dilakukan, dikombinasikan dengan tes lain untuk membantu diagnosis.
Penyedia layanan kesehatan dapat mendiagnosis kanker ovarium selama operasi. Biasanya, jika mereka menemukan pertumbuhan abnormal, mereka akan mengangkatnya selama prosedur yang sama. Selama operasi laparoskopi, dokter bedah menempatkan kamera tipis (laparoskop) melalui sayatan kecil (insisi) yang dibuat di perut. Dengan menggunakan teropong sebagai panduan, beserta port tambahan untuk menahan instrumen, dokter bedah dapat menilai kanker, melakukan biopsi penentuan stadium, dan, dalam beberapa keadaan, mengangkat tumor ovarium.
Pengobatan kanker ovarium tergantung pada jenis, stadium, dan kondisi pasien. Pilihan pengobatan meliputi:
- Operasi: Untuk mengangkat tumor atau ovarium yang terkena kanker. Pada kasus yang parah, rahim dan jaringan sekitarnya mungkin juga diangkat.
- Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Metode ini sering digunakan setelah operasi untuk memastikan sel kanker tidak kembali.
- Radioterapi: Menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
Bisakah Kanker Ovarium Dicegah?
Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah kanker ovarium sepenuhnya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Mengetahui riwayat keluarga biologis untuk mempersiapkan diri menghadapi risiko tinggi.
- Jika memiliki mutasi genetik seperti mutasi BRCA, konsultasikan dengan dokter mengenai operasi pengurangan risiko untuk mengangkat ovarium dan tuba sebelum menjadi kanker.
- Menghindari rokok dan alkohol.
- Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium.
- Mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah dan sayuran.
- Menghindari paparan zat karsinogenik.
- Mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi hormonal (atas saran dokter).
Deteksi dini adalah kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran atau mengalami gejala yang mencurigakan.