Kabar baik datang dari kualitas udara di Ibukota saat libur Lebaran 2025! Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ada peningkatan yang cukup signifikan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyampaikan bahwa udara terasa lebih segar selama periode libur panjang ini.
Menurut data yang ada, konsentrasi polutan di udara mengalami penurunan drastis. Jika dibandingkan dengan Lebaran 2024, penurunannya mencapai 43 hingga 75 persen! Bahkan jika dibandingkan dengan 2023, penurunannya masih cukup besar, yaitu antara 18 hingga 69 persen. Artinya, udara yang kita hirup saat Idul Fitri 2025 ini jauh lebih bersih dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Pernyataan ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa konsentrasi polutan saat Lebaran 2025 memang lebih rendah dibandingkan tahun 2023 dan 2024. Ini tentu menjadi angin segar bagi kita semua, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan atau sensitif terhadap polusi udara.
Kenapa Kualitas Udara Bisa Membaik Saat Lebaran?
Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab membaiknya kualitas udara saat Lebaran. Salah satunya adalah berkurangnya aktivitas kendaraan bermotor. Banyak warga yang mudik ke kampung halaman, sehingga jalanan menjadi lebih lengang dan emisi gas buang berkurang.
Selain itu, aktivitas industri juga cenderung menurun selama libur Lebaran. Banyak pabrik yang tutup atau mengurangi produksinya, sehingga polusi dari sektor industri juga berkurang. Faktor cuaca juga bisa berpengaruh. Angin kencang dan hujan bisa membantu membersihkan udara dari polutan.
Namun, penting untuk diingat bahwa perbaikan kualitas udara ini bersifat sementara. Setelah libur Lebaran usai, aktivitas masyarakat dan industri akan kembali normal, dan kualitas udara mungkin akan kembali seperti semula. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga lingkungan dan mengurangi polusi udara, tidak hanya saat Lebaran saja.
Meskipun secara umum kualitas udara membaik, ada beberapa titik yang masih perlu diperhatikan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup, kualitas udara terburuk tercatat di sekitar SDN 04 Bintaro dengan parameter PM2.5 yang cukup tinggi.
Apa Itu PM2.5 dan Kenapa Berbahaya?
PM2.5 adalah partikel udara yang sangat kecil, dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer. Saking kecilnya, partikel ini bisa masuk ke dalam paru-paru dan bahkan aliran darah, menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Paparan PM2.5 dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan kanker.
Oleh karena itu, penting untuk melindungi diri dari paparan PM2.5, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan penderita penyakit pernapasan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat kualitas udara sedang buruk.
Berdasarkan pantauan dari IQAir, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta sempat berada di angka 133 dengan PM2.5 di angka 48,6 mikrogram per meter kubik. Ini menunjukkan bahwa kualitas udara saat itu masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jadi, tetap waspada dan jaga kesehatan ya!
Bagaimana Cara Kita Bisa Ikut Menjaga Kualitas Udara?
Meskipun perbaikan kualitas udara saat Lebaran ini menggembirakan, kita tidak boleh berpuas diri. Kita semua punya peran penting dalam menjaga kualitas udara agar tetap bersih dan sehat. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan:
- Kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum atau sepeda.
- Hemat energi di rumah dan kantor.
- Dukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara.
- Tanam pohon dan rawat tanaman di sekitar kita.
- Buang sampah pada tempatnya dan kelola sampah dengan bijak.
Dengan melakukan hal-hal kecil ini secara bersama-sama, kita bisa membuat perbedaan besar dalam menjaga kualitas udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk kita semua.
Menurut data, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan bahwa Jakarta berada dalam kategori ‘Baik’ saat Hari Raya pertama, namun masuk ke kategori ‘Sedang’ pada hari kedua. Beberapa titik pemantauan menunjukkan angka yang lebih tinggi, seperti SDN 04 Bintaro (148), RPTRA Jaya Molek (113), dan SDN 12 Gedong (113).
Menariknya, konsentrasi PM 2.5 tertinggi justru tercatat pada tanggal 26 dan 27 Maret 2025, yaitu beberapa hari sebelum cuti bersama. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya aktivitas masyarakat menjelang libur panjang. Jadi, sebelum liburan pun, kualitas udara tetap menjadi perhatian.
Semoga informasi ini bermanfaat dan membuat kita semakin peduli terhadap kualitas udara di sekitar kita. Mari bersama-sama menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat!