Keputusan Liverpool untuk tidak menunjuk Ruben Amorim sebagai pengganti Jurgen Klopp pada musim panas lalu ternyata menyimpan cerita menarik. Meskipun Amorim sempat menjadi kandidat kuat, The Reds akhirnya memilih Arne Slot. Apa yang menjadi pertimbangan utama di balik keputusan ini?

Mengapa Liverpool Lebih Memilih Arne Slot Dibanding Ruben Amorim?

Salah satu faktor kunci yang membuat Liverpool berpaling dari Amorim adalah perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyesuaikan skuad dengan sistem dan filosofi kepelatihan Amorim. Kabarnya, Liverpool memperkirakan dana sebesar 400 juta pound atau sekitar Rp8,4 triliun diperlukan untuk melakukan perombakan yang signifikan. Angka ini tentu menjadi pertimbangan serius bagi manajemen klub.

Selain itu, gaya bermain juga menjadi pertimbangan penting. Jamie Carragher, mantan pemain Liverpool, berpendapat bahwa Slot lebih disukai karena preferensinya terhadap formasi empat bek yang lebih tradisional. Formasi ini dianggap lebih mudah diadaptasi oleh skuad yang sudah ada, mengingat gaya bermain yang telah diterapkan di Liverpool selama bertahun-tahun di bawah Jurgen Klopp.

Di bawah kepemimpinan Klopp, gaya bermain tim utama telah diintegrasikan hingga ke level akademi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa para pemain muda yang naik ke tim utama sudah terbiasa dengan pola permainan yang digunakan. Dengan memilih Slot, Liverpool berharap transisi dari era Klopp dapat berjalan lebih mulus dan minim gangguan.

Keputusan Liverpool untuk menunjuk Slot terbukti tepat. The Reds tampil luar biasa di bawah kepemimpinan pelatih asal Belanda tersebut. Mereka kini unggul 13 poin di puncak klasemen Premier League dan berpeluang besar untuk mengamankan gelar juara dalam beberapa minggu mendatang. Selain itu, mereka juga telah mencapai final Carabao Cup, di mana mereka akan menghadapi Newcastle.

Bagaimana Nasib Ruben Amorim Setelah Gagal Bergabung dengan Liverpool?

Meskipun gagal mendapatkan pekerjaan di Liverpool, Amorim akhirnya tetap berlabuh di Premier League. Namun, ia tidak bergabung dengan The Reds, melainkan menjadi pelatih Manchester United. Debut Amorim di Old Trafford ditandai dengan kemenangan perdana, sebuah awal yang menjanjikan bagi karirnya di Inggris.

Namun, perjalanan Amorim di Manchester United tidak semulus yang diharapkan. Dalam 24 pertandingan, ia hanya mencatatkan 10 kemenangan, dengan persentase kemenangan 41,67 persen. Salah satu penyebab utama kesulitan Amorim adalah keteguhannya memainkan formasi 3-4-2-1, yang dianggap kurang cocok dengan skuat yang ia warisi di MU.

Formasi ini mungkin tidak sesuai dengan karakteristik pemain yang ada, sehingga Amorim kesulitan untuk memaksimalkan potensi tim. Selain itu, kualitas pemain yang dimiliki juga menjadi faktor penghambat. Amorim dikabarkan telah memberi tahu beberapa temannya bahwa ia menyesal menerima pekerjaan di MU karena kesulitan mengangkat performa tim dan ketidakpuasannya terhadap kualitas pemain yang dimilikinya.

Apakah Ruben Amorim Menyesali Keputusannya Bergabung dengan Manchester United?

Dengan kesulitan yang terus dialami di MU, muncul laporan bahwa Amorim mulai menyesali keputusannya bergabung dengan Setan Merah. Ia dikabarkan merasa frustrasi dengan performa tim dan kualitas pemain yang ada. Apakah penyesalan ini akan berdampak pada masa depannya di Old Trafford?

Hingga saat ini, belum ada indikasi bahwa Manchester United akan memecat Amorim. Namun, jika performa tim tidak kunjung membaik, bukan tidak mungkin manajemen klub akan mempertimbangkan opsi lain. Tekanan untuk meraih hasil positif di klub sebesar Manchester United sangatlah besar, dan pelatih harus mampu memenuhi ekspektasi tersebut.

Sementara itu, Liverpool terus melaju dengan Arne Slot. Mereka berpeluang meraih gelar Premier League dan Carabao Cup, serta menunjukkan performa yang konsisten di Liga Champions. Keputusan Liverpool untuk memilih Slot tampaknya telah membuahkan hasil yang positif.

Perbandingan Performa:

Masa depan Ruben Amorim di Manchester United masih menjadi tanda tanya. Ia harus segera menemukan solusi untuk meningkatkan performa tim dan membuktikan bahwa ia adalah pilihan yang tepat untuk memimpin Setan Merah. Jika tidak, bukan tidak mungkin ia akan mengikuti jejak pelatih-pelatih sebelumnya yang gagal memenuhi ekspektasi di Old Trafford.