Mahasiswa UKI Tewas Dikeroyok, Rektor Minta Sabar!

Dunia kampus kembali berduka. Kabar duka datang dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), seorang mahasiswa bernama Kenzha Ezra Wawelangko (22) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) meninggal dunia akibat pengeroyokan di lingkungan kampus. Pihak universitas langsung bergerak cepat melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Rektor UKI, Dhaniswara K Harjono, menjelaskan bahwa kejadian tragis ini terjadi saat aktivitas di kampus masih berlangsung. Saat saya menerima kabar buruk itu, saya langsung melaporkan ke pihak polisi. Jadi memang masih dalam waktu yang masih diperbolehkan ada mahasiswa di dalam, ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa universitas sepenuhnya menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada pihak berwajib.

Polres Metro Jakarta Timur bergerak cepat merespons laporan tersebut. Tim langsung diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan bukti-bukti. Kapolres Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, baik dari kalangan mahasiswa maupun perwakilan kampus.

Pasti saksi-saksi yang terkait anak-anak mahasiswa yang diperiksa sebanyak 13 mahasiswa dan 5 orang dari pihak UKI, 1 orang sebagai pelapor itu dari otoritas kampus, dan 4 orang selaku sekuriti yang bertugas pada saat itu, jelas Kombes Nicolas. Selain itu, polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa botol minuman, patahan pagar, dan batu yang diduga digunakan dalam aksi pengeroyokan tersebut.

Kenapa Kejadian Pengeroyokan Bisa Terjadi di Lingkungan Kampus?

Pertanyaan ini tentu menjadi perhatian banyak pihak. Bagaimana mungkin tindakan kekerasan seperti pengeroyokan bisa terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman untuk belajar? Pihak kepolisian masih terus mendalami motif dan kronologi kejadian ini. Dugaan sementara, kejadian ini dipicu oleh masalah pribadi atau perselisihan antar kelompok mahasiswa. Namun, semua kemungkinan masih terbuka dan akan terus diselidiki secara mendalam.

Pihak UKI sendiri memiliki aturan yang cukup ketat terkait jam operasional kampus. Menurut Rektor, mahasiswa dan dosen diwajibkan untuk meninggalkan kampus pada pukul 21.00 WIB. Di kami UKI itu dinyatakan tertutup, mahasiswa harus keluar semua termasuk dosen juga pada pukul 21.00 WIB, dan pada waktu itu sekitar baru jam 20.00 WIB, karena saya aja ditelepon 20.58 WIB, jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian pengeroyokan terjadi sebelum jam operasional kampus berakhir.

Untuk mengungkap penyebab pasti kematian Kenzha, polisi melakukan autopsi dan pemeriksaan forensik. Kita juga sudah melakukan autopsi, verifikasi luka luar juga sudah, dan yang terakhir kita sedang melakukan pemeriksaan organ dalam terkait di laboratorium forensik, ungkap Kombes Nicolas. Hasil autopsi ini diharapkan dapat memberikan petunjuk penting dalam mengungkap kasus ini.

Apa Langkah yang Dilakukan UKI untuk Mencegah Kejadian Serupa Terulang?

Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan, khususnya bagi UKI. Pihak universitas tentu tidak ingin kejadian serupa terulang kembali. Beberapa langkah antisipasi dan evaluasi sistem keamanan kampus pasti akan dilakukan. Beberapa kemungkinan langkah yang bisa diambil antara lain:

  • Meningkatkan pengawasan dan patroli keamanan di lingkungan kampus, terutama pada jam-jam rawan.
  • Memperketat akses masuk dan keluar kampus.
  • Memasang CCTV di titik-titik strategis.
  • Mengadakan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban kampus.
  • Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pihak universitas, mahasiswa, dan pihak kepolisian.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar. Mahasiswa harus berani melaporkan jika melihat atau mengetahui adanya potensi gangguan keamanan atau tindakan kriminal di lingkungan kampus.

Bagaimana Perkembangan Kasus Pengeroyokan Mahasiswa UKI Saat Ini?

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan intensif. Beberapa saksi telah dimintai keterangan dan barang bukti telah dikumpulkan. Polisi juga bekerja sama dengan laboratorium forensik untuk menganalisis hasil autopsi dan barang bukti yang ditemukan di TKP. Masyarakat tentu berharap agar kasus ini segera terungkap dan pelaku pengeroyokan dapat segera ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku.

Pihak UKI juga terus memberikan dukungan kepada keluarga korban dan berharap agar keluarga diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keamanan lingkungan kampus agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kasus ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga toleransi, menghormati perbedaan, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan damai. Kekerasan bukanlah solusi, melainkan hanya akan menimbulkan masalah baru dan merugikan banyak pihak.

More From Author

Inside Party Eksklusif Oscars yang Diadakan Madonna & Guy Oseary

Lebaran 2025, Pelni Siapkan 55 Kapal dan 781 Ribu Tiket Mudik!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *