Manfaat Vaksin Tifoid untuk Anak, Jadwal dan Efek Sampingnya

Demam tifoid, atau yang lebih dikenal dengan tifus, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii. Penyakit ini menular dan bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak. Salah satu cara efektif untuk mencegahnya adalah dengan vaksin tifoid.

Vaksin tifoid bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang melawan bakteri Salmonella typhii. Dengan begitu, tubuh menjadi lebih siap menghadapi infeksi jika terpapar bakteri tersebut.

Siapa Saja yang Dianjurkan Mendapatkan Vaksin Tifoid?

Vaksin tifoid sangat dianjurkan untuk anak-anak mulai usia dua tahun, dewasa, hingga lansia berusia 65 tahun. Terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk atau sering bepergian ke daerah endemis tifoid.

Di Indonesia, vaksin tifoid yang digunakan adalah vaksin tifoid polisakarida parenteral, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Vaksin ini mengandung kuman Salmonella typhii polisakarida (0,025 mg per 0,5 ml), fenol, dan larutan bufer yang mengandung natrium klorida, disodium fosfat, dan monosodium fosfat.

Bagaimana Cara Pemberian Vaksin Tifoid?

Vaksin tifoid tersedia dalam dua bentuk:

  • Vaksin suntik (berisi bakteri yang dinonaktifkan)
  • Vaksin oral (berisi bakteri hidup yang dilemahkan)
  • Untuk vaksin suntik, prosedurnya adalah pemberian dosis 0,5 ml melalui suntikan intramuskular atau subkutan di daerah deltoid (lengan atas) atau paha.

    Ada dua jenis vaksin suntik yang tersedia:

  • Vaksin Vi-PS: Vaksin polisakarida tak terkonjugasi suntik berdasarkan antigen Vi yang dimurnikan, untuk anak berusia dua tahun ke atas.
  • Vaksin hidup yang dilemahkan secara oral dalam bentuk kapsul untuk mereka yang berusia di atas enam tahun.
  • Apakah Vaksin Tifoid Sepenuhnya Efektif?

    Vaksin tifoid sangat membantu mencegah demam tifoid, tetapi perlu diingat bahwa vaksin ini tidak memberikan perlindungan 100%. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menghindari makanan dan air yang mungkin terkontaminasi, meskipun sudah divaksinasi.

    Penyakit demam tifoid sangat erat kaitannya dengan tingkat kebersihan seseorang. Bakteri Salmonella typhii dapat masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kurang bersih. Jadi, meskipun sudah mendapatkan imunisasi, tetaplah memilih makanan dan minuman yang higienis.

    Menurut WHO, demam tifoid ditandai dengan demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, dan sembelit atau terkadang diare. Tingkat keparahan klinisnya bervariasi, dan kasus yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan kematian.

    Setelah menerima vaksin tifoid, beberapa anak mungkin mengalami efek samping ringan seperti nyeri sementara, kemerahan, pembengkakan, atau pengerasan di tempat suntikan. Efek samping ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

    Jika anak memiliki masalah medis tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan vaksin tifoid. Kondisi medis tertentu dapat memengaruhi penggunaan vaksin ini dan mengurangi manfaatnya.

    Dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta mendapatkan vaksin tifoid, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari bahaya demam tifoid.

    More From Author

    Tips Buang Sisa Lemak di Blender dengan Satu Jenis Sampah Dapur

    Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos, Pastikan Nama Kamu Terdaftar!

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *