Perubahan Payudara pada Ibu Menyusui setelah Bayi Meninggal saat Lahir

Melahirkan itu memang pengalaman yang luar biasa, tapi juga bisa jadi masa yang berat banget, apalagi kalau ibu harus kehilangan bayinya setelah lahir. Pasti sedih dan bingung banget, ya kan?

Setelah melahirkan, entah itu normal atau caesar, biasanya ibu akan mengalami pendarahan dari vagina. Awalnya mungkin banyak, tapi lama-lama akan berkurang dan berubah warna jadi kecoklatan sampai akhirnya berhenti. Jangan pakai tampon ya, karena bisa meningkatkan risiko infeksi. Pakai pembalut bersalin aja selama 6 minggu pertama.

Terus, ASI juga biasanya mulai keluar beberapa hari setelah melahirkan. Ini wajar banget, karena tubuh memang sudah siap memproduksi ASI sejak akhir kehamilan. Tapi, kalau bayinya sudah nggak ada, gimana dong? Pasti bingung dan sedih banget.

Kenapa Payudara Tetap Produksi ASI Padahal Bayi Sudah Tidak Ada?

Ini pertanyaan yang sering muncul di benak ibu yang kehilangan bayinya. Jadi gini, tubuh kita itu pintar banget. Sejak hamil, tubuh sudah mempersiapkan diri untuk menyusui. Makanya, setelah melahirkan, hormon-hormon yang memicu produksi ASI tetap bekerja, meskipun bayinya sudah nggak ada.

Kondisi ini bisa bikin payudara membengkak, keras, dan nyeri karena penuh ASI. Nggak enak banget, kan? Selain itu, ibu juga pasti merasakan sakit emosional yang mendalam karena nggak bisa menyusui Si Kecil yang sudah diimpikan.

Tapi, jangan khawatir ya, Bun. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini:

  • Jangan berhenti menyusui tiba-tiba. Kalau Bunda sudah mulai menyusui, jangan langsung berhenti ya. Kurangi frekuensi dan durasi menyusui secara bertahap.
  • Keluarkan sedikit ASI dengan tangan. Kalau payudara terasa sangat penuh dan nyeri, keluarkan sedikit ASI dengan tangan sampai terasa nyaman. Jangan dipompa terlalu banyak ya, karena bisa memicu produksi ASI lebih banyak lagi.
  • Kompres dingin atau pakai gel pada payudara. Ini bisa membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.
  • Oleskan daun kubis dingin pada payudara. Daun kubis punya kandungan yang bisa membantu mengurangi produksi ASI. Cuci bersih daun kubis, dinginkan di kulkas, lalu tempelkan pada payudara selama 20-30 menit.
  • Pakai bra penyangga yang nyaman. Bra yang pas bisa membantu menopang payudara dan mengurangi rasa sakit.
  • Minum obat pereda nyeri. Parasetamol bisa membantu meredakan nyeri.
  • Konsumsi obat penekan ASI. Kalau cara-cara di atas nggak mempan, dokter mungkin akan meresepkan obat penekan ASI.

ASI-nya Mau Dikemanain? Sumbangin Aja!

Kalau ASI Bunda tetap banyak meskipun sudah melakukan cara-cara di atas, jangan dibuang ya. Bunda bisa menyumbangkan ASI tersebut ke bank ASI. Ini bisa jadi cara yang mulia untuk membantu bayi-bayi lain yang membutuhkan ASI.

Selain itu, menyumbangkan ASI juga bisa membantu Bunda merasa lebih baik secara emosional. Bunda jadi tahu bahwa ASI yang Bunda hasilkan bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selain Masalah ASI, Apa Lagi yang Mungkin Dirasakan Ibu Setelah Kehilangan Bayi?

Selain masalah ASI, ada beberapa hal lain yang mungkin dirasakan ibu setelah kehilangan bayinya:

  • Nyeri perut. Ini wajar karena rahim berkontraksi kembali ke ukuran normalnya.
  • Inkontinensia urin. Beberapa ibu mungkin mengalami kebocoran urine setelah melahirkan, terutama kalau melahirkan normal atau mengalami persalinan yang lama.
  • Perubahan emosi. Kesedihan yang mendalam bisa memicu berbagai macam emosi, seperti marah, sedih, kecewa, dan bersalah.

Penting banget untuk diingat bahwa setiap orang punya cara masing-masing untuk mengatasi kesedihan. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kalau Bunda merasa kesulitan.

Oh iya, jangan lupa juga untuk tetap menjaga kesehatan fisik ya. Makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga ringan bisa membantu memulihkan kondisi tubuh setelah melahirkan.

Kehilangan bayi memang pengalaman yang sangat menyakitkan. Tapi, Bunda nggak sendirian. Ada banyak orang yang peduli dan siap membantu Bunda melewati masa sulit ini. Tetap semangat ya, Bun!

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bun. Ingat, yang terpenting adalah menjaga kesehatan fisik dan mental Bunda. Jangan ragu untuk mencari bantuan kalau memang dibutuhkan.

More From Author

Cara Hapus Akun Telegram, Hilangkan Jejak Digital!

Nunung Bertahan Hidup dengan Saldo Rp100 Ribu, Berapa Biaya Kos Per Bulannya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *