Respons Polri Terkait Usulan Penghapusan SKCK oleh Kementerian HAM

Eh, denger-denger nih, ada wacana seru dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) soal Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Katanya sih, mereka mengusulkan biar SKCK ini dihapus aja. Wah, gimana tuh kira-kira tanggapan dari Mabes Polri ya?

Buat kamu yang belum familiar, SKCK ini semacam surat sakti yang sering banget dibutuhin. Mulai dari ngelamar kerja, daftar jadi PNS, bahkan kadang buat urusan perbankan juga perlu. Isinya sih tentang catatan kriminal seseorang, atau lebih tepatnya, ada atau enggaknya catatan kriminal.

Nah, usulan penghapusan SKCK ini tentu aja bikin banyak orang bertanya-tanya. Kira-kira apa ya alasannya? Terus, kalau dihapus, nanti gimana dong kalau ada perusahaan atau instansi yang butuh informasi soal rekam jejak seseorang? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Kenapa Sih SKCK Mau Dihapus?

Alasan utama Kemenkumham mengusulkan penghapusan SKCK ini sebenarnya cukup masuk akal. Mereka berpendapat bahwa seharusnya negara itu memberikan kemudahan buat warganya, bukan malah mempersulit dengan birokrasi yang berbelit-belit. SKCK ini dianggap sebagai salah satu bentuk birokrasi yang bikin ribet.

Selain itu, Kemenkumham juga menyoroti soal efisiensi. Mereka merasa bahwa proses pembuatan SKCK ini seringkali memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Padahal, informasi yang ada di SKCK itu sebenarnya sudah bisa diakses oleh pihak-pihak yang berwenang melalui sistem database kepolisian.

Jadi, intinya, Kemenkumham pengennya negara hadir untuk mempermudah urusan warganya, bukan malah menambah beban. Mereka percaya bahwa dengan memanfaatkan teknologi dan sistem yang sudah ada, informasi soal rekam jejak seseorang bisa diakses dengan lebih cepat dan efisien, tanpa perlu lagi SKCK.

Terus, Gimana Tanggapan Mabes Polri?

Menanggapi usulan dari Kemenkumham ini, Mabes Polri memberikan respons yang cukup hati-hati. Mereka bilang, perlu ada kajian yang lebih mendalam terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah SKCK ini benar-benar bisa dihapus atau tidak.

Menurut Polri, SKCK ini masih relevan dan penting untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka berpendapat bahwa SKCK ini bisa menjadi salah satu alat screening untuk mencegah orang-orang yang punya catatan kriminal melakukan tindak kejahatan di masa depan.

Selain itu, Polri juga menyoroti soal legalitas. Mereka bilang, SKCK ini diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Jadi, untuk menghapusnya, perlu ada perubahan regulasi yang cukup signifikan. Ini bukan perkara yang bisa diputuskan begitu saja.

Intinya, Polri masih mempertimbangkan usulan ini dengan seksama. Mereka pengen memastikan bahwa penghapusan SKCK ini tidak akan berdampak negatif terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kalau SKCK Dihapus, Apa Alternatifnya?

Nah, ini pertanyaan yang paling penting. Kalau SKCK dihapus, terus gimana dong caranya perusahaan atau instansi bisa tahu rekam jejak seseorang?

Kemenkumham sendiri sudah punya beberapa alternatif yang mereka usulkan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sistem database kepolisian yang sudah ada. Jadi, perusahaan atau instansi yang butuh informasi soal rekam jejak seseorang bisa langsung mengakses database tersebut dengan izin dari pihak yang berwenang.

Selain itu, Kemenkumham juga mengusulkan untuk memperkuat koordinasi antar lembaga pemerintah. Misalnya, antara kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Dengan koordinasi yang lebih baik, informasi soal rekam jejak seseorang bisa diakses dengan lebih cepat dan akurat.

“Ku ingin lari dari kenyataan…” eh, maaf, jadi nyanyi. Maksudnya, kita semua juga pengen urusan birokrasi itu lebih simpel, kan? Semoga aja usulan ini bisa jadi titik terang untuk reformasi birokrasi di Indonesia.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan jika SKCK dihapus:

  • Perlu ada sistem database yang terintegrasi dan aman.
  • Perlu ada regulasi yang jelas soal akses ke database tersebut.
  • Perlu ada mekanisme pengawasan yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan data.

Penghapusan SKCK memang masih jadi perdebatan. Ada yang setuju karena dianggap ribet, ada juga yang khawatir soal dampaknya terhadap keamanan. Tapi, yang jelas, kita semua berharap yang terbaik untuk Indonesia.

Semoga aja, apapun keputusannya nanti, bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat. Yang penting, negara harus hadir untuk memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi warganya.

More From Author

Cara Daftar Facebook Pro, Biar Akun Makin Kece!

Tuchel Frustrasi Meski Inggris Menang Telak atas Latvia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *